Kamu baru putus dan langsung dapet pacar baru? Wow, itu
adalah sebuah anugerah dan berkat. Tapi apakah dengan pacar yang baru ini kamu
beneran cinta sama dia atau hanya sekedar pelarian saja? Jika hanya menjadi
sebuah pelarian, tentunya sangat kasihan dengan hati pacar yang baru kamu
punya.
Tapi yang menjadi masalah adalah, terkadang kamu sendiri
tidak tahu apakah kamu serius dengan pacar kamu yang baru ini atau hanya
sekedar pelarian saja. Berikut indicator yang harus kamu tahu bahwa kamu belum
serius dengan dia dan hanya sekedar pelarian saja.
Belum menerima keadaan kalau kamu udah putus
Setelah putus dengan pacar kamu yang sebelumnya ada suatu
fase dimana kamu akan mengasihani diri sendiri. Kamu merasa tidak dicintai,
kesepian, sedih. Nah, di saat fase seperti ini kamu membutuhkan seseorang yang
dapat menemanimu. Akibatnya punya pacar baru lagi mungkin dapat menjadi salah
satu solusinya. Untuk berusaha keras menunjukkan kepada semua orang bahwa kamu
orang yang kuat, tegar, dan mudah move on, kamu langsung punya pacar lagi.
Kasihan pacar baru kamu jika kamu hanya ingin menunjukkan kepada orang lain,
dan hanya untuk mengisi kekosongan hatimu saja. Nyatanya kamu masih terpuruk.
Kamu merasa rapuh dan butuh pegangan
Setelah putus, kamu akan mengalami juga suatu keadaan dimana
kamu akan membutuhkan dukungan orang lain untuk sembuh. Lalu kamu berpikir
untuk sembuh seperti ini kamu punya pacar baru lagi. Ini tidak salah. Yang
salah adalah jika kamu bergantung sepenuhnya akan kesembuhan dirimu kepada
pacar barumu. Buat dirimu sendiri ini adalah sesuatu yang baik, tetapi buat pacar
barumu ini sangat kasihan karena bukan cinta yang tulus yang akan dia dapatkan,
melainkan hanya sebuah pelarian. Bukankah pacar barumu juga layak mendapatkan
cinta yang tulus?
Terlalu sering membandingkan pacar dengan mantan
Ketika kamu belum benar-benar bisa move-on, kamu secara tidak
sadar akan terlalu sering menbanding-bandingkan pacar kamu yang baru dengan
pacar kamu yang sebelumnya. Terlalu sering maksudnya tiap ditelepon ngomongin
pacar baru kamu, dan pacar lama kamu. Jarang ada pembicaraan yang lain yang
lebih berkembang. Karena hatimu itu masih sakit, tentu saja pacar kamu yang
baru rasanya pasti lebih manis dari yang lama.
Expetasi yang terlalu tinggi, membuat kamu berharap
berlebihan dan lebih sempurna terhadap pacar kamu yang baru. Padahal yang
namanya manusia itu tidak ada yang sempurna. Kesempurnaan yang terlalu harapkan
membuat kamu kadang berpikir tidak rasional. Kalau suatu hari, pacar kamu yang
baru ini membuat kamu kecewa, sedih, atau mungkin tidak sesuai dengan expetasi
kamu, kamu tentunya akan kecewa 2 x lipat.
Minta pacarmu melakukan hal-hal yang diabaikan mantan
Terus menerus mengingat hal-hal yang membuatmu luka adalah
suatu hal dimana kamu belum mengobati luka hatimu yang masih menganga. Itu
tanda kamu belum benar-benar move on. Yang lebih parahnya lagi, jika kamu
menjadikan hal tersebut menjadi acuan dalam hubunganmu yang baru. Tentunya itu
tidak baik.
Misal , suatu ketika kamu berulang tahun, pacar lamamu
sering lupa memberikan ucapan selamat ulang tahun, pacar barumu yang masih romantis
1 hari sebelumnya sudah memberikan ucapan dan doa. Tentu kamu akan merasa
sangat senang sekali. Tetapi kalau suatu ketika pacar baru kamu lupa memberikan
ucapan selamat ulang tahun, kamu akan marah sejadi-jadinya lebih parah dari
ketika pacar lama kamu melupakan ulang tahunmu.
Kamu enggak berani jujur
Ketika pacar baru kamu mengetahui bahwa, kamu berada suatu
pelarian, apa jadinya perasaan pacar baru kamu? Apakah dia akan bisa menerima
kamu? Dalam kasus ini, kamu akan berusaha mempertahankan argument bahwa kamu
berada dalam kondisi yang baik-baik saja. Kamu ga berani jujur, padahal dalam
pelarian itulah yang terjadi. Selain kamu makin sakit, kamu juga akan makin
sulit untuk disembuhkan.
Tidak ada pembicaraan masa depan (komitmen)
Dalam situasi patah hati, kondisi hati kamu memang tidak
enak untuk membicarakan sesuatu yang berbau komitmen. Tetapi jika masa depan tidak pernah dibicarakan bisa jadi
kamu memang dengan pacar baru kamu adalah sebuah pelarian. Kamu tidak berminat
untuk bertemu dengan orang tuanya dan kamu akan membuat alasan lain untuk
menghindari bertemunya kamu dengan orang tua pacar baru kamu.
Terlalu sering memposting foto di sosmed atau gadget
(Bicara dalam hati) “ni, liat aku. Emang ga ada kamu, aku ga ada yang lain?”
Terlalu sering menunjukkan foto berduaan di gadget, atau
memposting foto berdua di social media bisa jadi adalah sebuah ajang
balas dendam kepada mantan pacar atau sebuah pelarian. Sakit hati atau kesepian
adalah hal yang wajar adalah sebuah patah hati atau putus cinta. Namun, jika
punya pacar baru dijadikan sebagai sebuah ajang balas dendam, maka itu adalah
sebuah pelarian. Pacar barumu adalah teman masa depanmu. Jika kamu menyakiti
dia, dan hanya menggunakan dia sebagai sebuah alat, kalau suatu saat dia
melakukan hal yang sama kepadamu bukankah kamu juga akan lebih sakit hati lagi?
Menjalin suatu
hubungan harus didasari dari sebuah kejujuran dan ketulusan. Siapapun pasti
bakal sakit hati kalau dirinya tahu bahwa dia hanya dijadikan sebagai sebuah
pelarian. Bisakah sebuah pelarian diperbaiki menjadi sebuah cinta? BISA!
Bagaimana caranya? Sebuah ketulusan, kejujuran, dan komitmen. Salam sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar