Minggu, 12 Oktober 2014

Pacar Baru, Cinta atau Pelarian



Kamu baru putus dan langsung dapet pacar baru? Wow, itu adalah sebuah anugerah dan berkat. Tapi apakah dengan pacar yang baru ini kamu beneran cinta sama dia atau hanya sekedar pelarian saja? Jika hanya menjadi sebuah pelarian, tentunya sangat kasihan dengan hati pacar yang baru kamu punya. 

Tapi yang menjadi masalah adalah, terkadang kamu sendiri tidak tahu apakah kamu serius dengan pacar kamu yang baru ini atau hanya sekedar pelarian saja. Berikut indicator yang harus kamu tahu bahwa kamu belum serius dengan dia dan hanya sekedar pelarian saja.


Belum menerima keadaan kalau kamu udah putus


Setelah putus dengan pacar kamu yang sebelumnya ada suatu fase dimana kamu akan mengasihani diri sendiri. Kamu merasa tidak dicintai, kesepian, sedih. Nah, di saat fase seperti ini kamu membutuhkan seseorang yang dapat menemanimu. Akibatnya punya pacar baru lagi mungkin dapat menjadi salah satu solusinya. Untuk berusaha keras menunjukkan kepada semua orang bahwa kamu orang yang kuat, tegar, dan mudah move on, kamu langsung punya pacar lagi. Kasihan pacar baru kamu jika kamu hanya ingin menunjukkan kepada orang lain, dan hanya untuk mengisi kekosongan hatimu saja. Nyatanya kamu masih terpuruk.


Kamu merasa rapuh dan butuh pegangan


Setelah putus, kamu akan mengalami juga suatu keadaan dimana kamu akan membutuhkan dukungan orang lain untuk sembuh. Lalu kamu berpikir untuk sembuh seperti ini kamu punya pacar baru lagi. Ini tidak salah. Yang salah adalah jika kamu bergantung sepenuhnya akan kesembuhan dirimu kepada pacar barumu. Buat dirimu sendiri ini adalah sesuatu yang baik, tetapi buat pacar barumu ini sangat kasihan karena bukan cinta yang tulus yang akan dia dapatkan, melainkan hanya sebuah pelarian. Bukankah pacar barumu juga layak mendapatkan cinta yang tulus? 


Terlalu sering membandingkan pacar dengan mantan


Ketika kamu belum benar-benar bisa move-on, kamu secara tidak sadar akan terlalu sering menbanding-bandingkan pacar kamu yang baru dengan pacar kamu yang sebelumnya. Terlalu sering maksudnya tiap ditelepon ngomongin pacar baru kamu, dan pacar lama kamu. Jarang ada pembicaraan yang lain yang lebih berkembang. Karena hatimu itu masih sakit, tentu saja pacar kamu yang baru rasanya pasti lebih manis dari yang lama. 
 
Expetasi yang terlalu tinggi, membuat kamu berharap berlebihan dan lebih sempurna terhadap pacar kamu yang baru. Padahal yang namanya manusia itu tidak ada yang sempurna. Kesempurnaan yang terlalu harapkan membuat kamu kadang berpikir tidak rasional. Kalau suatu hari, pacar kamu yang baru ini membuat kamu kecewa, sedih, atau mungkin tidak sesuai dengan expetasi kamu, kamu tentunya akan kecewa 2 x lipat.


Minta pacarmu melakukan hal-hal yang diabaikan mantan


Terus menerus mengingat hal-hal yang membuatmu luka adalah suatu hal dimana kamu belum mengobati luka hatimu yang masih menganga. Itu tanda kamu belum benar-benar move on. Yang lebih parahnya lagi, jika kamu menjadikan hal tersebut menjadi acuan dalam hubunganmu yang baru. Tentunya itu tidak baik.
Misal , suatu ketika kamu berulang tahun, pacar lamamu sering lupa memberikan ucapan selamat ulang tahun, pacar barumu yang masih romantis 1 hari sebelumnya sudah memberikan ucapan dan doa. Tentu kamu akan merasa sangat senang sekali. Tetapi kalau suatu ketika pacar baru kamu lupa memberikan ucapan selamat ulang tahun, kamu akan marah sejadi-jadinya lebih parah dari ketika pacar lama kamu melupakan ulang tahunmu.


Kamu enggak berani jujur


Ketika pacar baru kamu mengetahui bahwa, kamu berada suatu pelarian, apa jadinya perasaan pacar baru kamu? Apakah dia akan bisa menerima kamu? Dalam kasus ini, kamu akan berusaha mempertahankan argument bahwa kamu berada dalam kondisi yang baik-baik saja. Kamu ga berani jujur, padahal dalam pelarian itulah yang terjadi. Selain kamu makin sakit, kamu juga akan makin sulit untuk disembuhkan. 


Tidak ada pembicaraan masa depan (komitmen)


Dalam situasi patah hati, kondisi hati kamu memang tidak enak untuk membicarakan sesuatu yang berbau komitmen. Tetapi jika  masa depan tidak pernah dibicarakan bisa jadi kamu memang dengan pacar baru kamu adalah sebuah pelarian. Kamu tidak berminat untuk bertemu dengan orang tuanya dan kamu akan membuat alasan lain untuk menghindari bertemunya kamu dengan orang tua pacar baru kamu. 


Terlalu sering memposting foto di sosmed atau gadget



(Bicara dalam hati) “ni, liat aku. Emang ga ada kamu, aku ga ada yang lain?” 


Terlalu sering menunjukkan foto berduaan di gadget, atau memposting foto berdua   di social media bisa jadi adalah sebuah ajang balas dendam kepada mantan pacar atau sebuah pelarian. Sakit hati atau kesepian adalah hal yang wajar adalah sebuah patah hati atau putus cinta. Namun, jika punya pacar baru dijadikan sebagai sebuah ajang balas dendam, maka itu adalah sebuah pelarian. Pacar barumu adalah teman masa depanmu. Jika kamu menyakiti dia, dan hanya menggunakan dia sebagai sebuah alat, kalau suatu saat dia melakukan hal yang sama kepadamu bukankah kamu juga akan lebih sakit hati lagi?



Menjalin suatu hubungan harus didasari dari sebuah kejujuran dan ketulusan. Siapapun pasti bakal sakit hati kalau dirinya tahu bahwa dia hanya dijadikan sebagai sebuah pelarian. Bisakah sebuah pelarian diperbaiki menjadi sebuah cinta? BISA! Bagaimana caranya? Sebuah ketulusan, kejujuran, dan komitmen. Salam sukses.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar